Friday 9 November 2018

BANYOLAN ALA SUFI

Para Ulama Sufi telah menggunakan cerita pendek untuk mengajarkan manusia tentang pelajaran hidup yang sangat berharga,Hanya dengan beberapa paragraf, para Sufi mampu menyampaikan pesan-pesan yang orang lain hampir tidak bisa lakukan di ratusan halaman.

-NASRUDDIN HOJA
( Mengendarai keledai terbalik)


Mullah Nasruddin berangkat pergi ke mesjid mengiringi murid-muridnya untuk melaksanakan shalat Jum’at. Nasruddin tahu betapa bandelnya para muridnya, karenanya ia ingin mengawasi tingkah para muridnya. Tetapi selaku guru ia merasa tidak pantas bila berada dibelakang para muridnya maka, Mullah Nasruddin mengendarai keledainya di depan para muridnya dengan menghadap ke belakang ke arah para muridnya. Murid-muridnya dengan keheranan berkata.
“Mullah kau mengendarai keledai terbalik”
“Tidak demikian,” jawab Mullah Nasruddin ”aku sudah menghadap ke arah yang benar, keledaikulah yang menghadap ke arah yang salah”




- GUS DUR
( Tiga Polisi Jujur )

Gus Dur sering terang-terangan ketika mengkritik. Tidak terkecuali ketika mengkritik dan menyindir polisi.
Menurut Gus Dur di negeri ini hanya ada tiga polisi yang jujur. “Pertama, patung polisi. Kedua, polisi tidur. Ketiga, polisi Hoegeng (mantan Kapolri Hoegeng Imam Santoso).”

- NASRUDDIN HOJA
( Kadar Kebijaksanaan)



Seorang filsuf dan moralis yang terkenal singgah di kota Ak Shehir tempat Nasruddin Hoja tinggal. Filsuf itu telah banyak mendengar tentang kebijaksanaan Nasruddin Hoja, ia bermaksud mengajaknya berdiskusi. Untuk itu ia mengundang Nasruddin Hoja makan di suatu restoran. Setelah memesan makanan, mereka pun berdiskusi. Tak lama kemudian pelayan datang menghidangkan dua ekor ikan bakar. Salah satu ikan bakar itu memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari ikan lainnya. Tanpa ragu-ragu Nasruddin Hoja mengambil ikan yang terbesar. Sang filsuf menggerenyitkan keningnya menatap Nasruddin Hoja dengan tatapan yang tak percaya. Kemudian Sang Filsuf mengatakan bahwa apa yang dilakukan Nasruddin adalah suatu hal yang hina dan egois dan bertentangan dengan prinsip-prinsip moral, etika dan kepercayaaan masyarakat pada umumnya. Nasruddin Hoja mendengarkan khotbah Sang Filsuf dengan sabarnya sampai Sang Filsuf kehabisan tenaga.“Kalau begitu Tuan, seharusnya apa yang akan kau lakukan ?” tanya Nasruddin Hoja kemudian.

“Kalau saya, sebagai orang yang bijak. Saya tidak akan mementingkan diri sendiri dan tentunya akan mengambil ikan yang lebih kecil untuk diriku sendiri.” Kata Sang Filsuf.

“Silakan kalau begitu !” kata Nasruddin Hoja singkat, sambil menyodorkan ikan yang kecil pada Sang Filsuf.



-NASRUDDIN HOJA
( Bertanya Usia Nasruddin )

Seorang teman bertanya Nasruddin.
"Berapa umurmu?"
"Empat puluh," jawab Nasruddin.
Temannya mengatakan, "tetapi Anda mengatakan hal yang sama dua tahun yang lalu!"
"Ya," jawab Nasruddin, "saya selalu konsisten dengan apa yang saya katakan."



-GUS DUR

( Becak Dilarang Masuk )


Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan saat itu, Mahfud MD, tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik. Cerita ini masuk dalam buku Setahun bersama Gus Dur, Kenangan Menjadi Menteri di Saat Sulit.

Ceritanya, ada tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “becak dilarang masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tidak boleh masuk jalan ini,” bentak polisi.

“Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong. Becak saya kan ada yang mengemudi,” jawab si tukang becak .

“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk,” bentak pak polisi lagi.

“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti ini,” jawab si tukang becak sambil cengengesan.

SUMBER : gusdur.net





-GUS DUR

(Presiden Tak Berpengalaman)

Ada kisah lucu bagaimana Gus Dur memilih menteri-menterinya. Hal itu pernah diceritakan oleh Mahfud MD. Saat baru diangkat sebagai presiden, Gus Dur menawari Mahfud menjadi menteri pertahanan.

Mahfud MD jelas kaget. Dia tidak punya latar belakang militer atau pertahanan. Pria ini memang lebih terkenal sebagai akademisi.
"Maksudnya menteri pertanahan mungkin Gus?" balas Mahfud.
"Bukan, menteri pertahanan." jawab Gus Dur.
"Loh Gus saya kan nggak punya pengalaman jadi menteri pertahanan, kok dipilih?" kata Mahfud.
Enteng saja Gus Dur menjawab: "Saya juga nggak punya pengalaman jadi presiden bisa dipilih."

SUMBER : gusdur.net





-GUS DUR
( 3 Presiden Naik Pesawat )

Gus Dur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali ini dia mengundang Presiden AS dan Prancis terbang bersama buat keliling dunia. Seperti biasa, setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya.

Tidak lama terbang, Presiden Amerika, Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat kemudian dia berkata: "Wah kita sedang berada di atas New York!"
Presiden Indonesia ( Gus Dur): "Lho kok bisa tau sih?"
"Itu, patung Liberty kepegang!", jawab Clinton dengan bangganya.
Tidak mau kalah, Presiden Prancis Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar. "Tahu nggak? Kita sedang berada di atas kota Paris!", katanya dengan sombongnya.
Presiden Indonesia: "Wah, kok bisa tau juga?"
"Itu... menara Eiffel kepegang!", sahut presiden Prancis tersebut.
Giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat. "Wah... kita sedang berada di atas Tanah Abang!" teriak Gus Dur.
"Lho kok bisa tau sih?" tanya Clinton dan Chirac heran.
"Ini, jam tangan saya ilang," jawab Gus Dur kalem.



-NASRUDDIN HOJA

Nasruddin Dan Sup Pedas

Nasruddin memang tidak begitu kaya. Namun istrinya pada suatu hari meminta dibelikan sebentuk cincin, tetapi karena Nasruddin tidak bisa melaksanakan permintaan itu, si istri marah besar.

Malam itu si istri membuat sup yang sangat pedas dan dia memang sengaja tidak mengatakan hal itu kepada suaminya. Tetapi kemudian ia sendiri lupa dan menyendok sup itu sebelum Nasruddin mulai makan. Tentu saja mulutnya kepedasan dan pada saat itu juga air mata meleleh di pipinya.
Nasruddin yang melihat air mata mengalir di pipi istrinya itu tentu saja heran dan bertanya, “Mengapa kamu menangis?”
Istrinya menjawab, “Dulu Ibu suka membuat sup semacam ini, ia juga menyukai masakan sop ini, setiap kali aku makan sup macam ini aku ingat Ibu dan menangis. ”
Giliran Nasruddin yang mengambil sop. Hal yang sama terjadi. Air matanya keluar, bahkan lebih banyak daripada air mata istrinya: ,.
“Mengapa kamu juga menangis sekarang?” tanya sang istri.
“Aku juga ingat almarhumah ibumu, mengapa dia mati meninggalkan kamu tanpa mengajakmu,” jawab Nasruddin



Sumber : Nasruddinhoja.wodpress.com